"Tuan-tuan, mengapa kalian membakar gubukku?" tanya Domas kepada warga yang mengerubutinya. "Ini akibatnya jika kau berani membangkang!" jawab seorang warga.
Domas melewati perjalanan yang tidak mudah. Berkali-kali dia diserang hewan buas dan makhluk halus. Namun, dia pantang menyerah. Domas berhasil sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Di pinggir sungai, Domas mendirikan rumah dari batang dan ranting pohon. Keesokan harinya, dia membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Tanah di sekitar sungai sangat subur sehingga Domas mudah menggarapnya. Kini Domas menjalani hari- harinya dengan pekerjaan baru sebagai petani.
Waktu terus berlalu. Domas menjadi sosok yang disegani karena kebaikan dan kesaktiannya. Kesaktian Domas diperoleh dari tongkat kayu pemberian seorang kakek. Dengan kesaktiannya, Domas dapat menolong orang-orang yang diserang binatang buas. Dia selalu menolong tanpa pamrih.
Lama-kelamaan daerah di pinggir sungai itu menjadi perkampungan. Banyak orang datang dan menetap di sana. Domas diangkat menjadi pemimpin kampung itu. Dia mendapat julukan Sultan Domas.