Cerita Rakyat Lampung: Sultan Domas


Di sebuah desa hiduplah pemuda miskin bernama Domas. Dia tinggal seorang dini di gubuk tua. Pekerjaannya hanya memancing di sungai Domas tidak diterima oleh warga karena miskin. Namun, Domas tidak pernah membenci mereka.

"Domas, pergilah dari sini! Kau hanya merusak kemakmuran desa!" kata seorang warga. "Tuan, ini kampung halamanku, tempat kelahiranku. Aku tidak akan meninggalkan desa ini," jawab Domas dengan tenang.

Suatu hari, Domas pulang dari mencari kayu bakar. Dia melihat gubuknya habis terbakar.

"Tuan-tuan, mengapa kalian membakar gubukku?" tanya Domas kepada warga yang mengerubutinya. "Ini akibatnya jika kau berani membangkang!" jawab seorang warga.

Domas lalu meninggalkan desa itu. Dia pergi ke tempat seperti dalam mimpinya beberapa malam sebelumnya. Dalam mimpinya, seorang kakek memintanya pergi ke arah selatan. Dia diminta mencari sungai yang dikelilingi pohon-pohon besar. Dia harus menetap di sana untuk bertani.

Domas melewati perjalanan yang tidak mudah. Berkali-kali dia diserang hewan buas dan makhluk halus. Namun, dia pantang menyerah. Domas berhasil sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Di pinggir sungai, Domas mendirikan rumah dari batang dan ranting pohon. Keesokan harinya, dia membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Tanah di sekitar sungai sangat subur sehingga Domas mudah menggarapnya. Kini Domas menjalani hari- harinya dengan pekerjaan baru sebagai petani.

Waktu terus berlalu. Domas menjadi sosok yang disegani karena kebaikan dan kesaktiannya. Kesaktian Domas diperoleh dari tongkat kayu pemberian seorang kakek. Dengan kesaktiannya, Domas dapat menolong orang-orang yang diserang binatang buas. Dia selalu menolong tanpa pamrih.

Lama-kelamaan daerah di pinggir sungai itu menjadi perkampungan. Banyak orang datang dan menetap di sana. Domas diangkat menjadi pemimpin kampung itu. Dia mendapat julukan Sultan Domas.


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama