Sumber: Buku Kisah Nusantara |
Ibu Kabelah berusaha menghibur putranya dengan mengatakan bahwa jika orang-orang menghina dia, sebenarnya mereka sedang menghina Tuhan.
"Kalau mereka menghinamu, berarti mereka menghina Tuhan," hibur ibunya.
Kabelah sendiri merasa sedih dan ingin memiliki tubuh yang lengkap seperti orang lain. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mencari Tuhan untuk meminta agar tubuh sebelahnya juga diberikan kepadanya.
Orang tua Kabelah merestui kepergiannya meskipun dengan berat hati. Mereka juga mengadakan doa selamatan sebelum Kabelah pergi. Dalam perjalanan mencari Tuhan, Kabelah bertemu dengan orang yang sedang berdoa dan bertanya di mana Tuhan berada. Namun, orang tersebut hanya menjawab dengan kasar karena melihat bahwa Kabelah hanya memiliki setengah tubuh.
"Apakah Tuan tahu di mana Tuhan berada?" tanya Kabelah.
"Badanku utuh, tetapi aku tidak pernah bertemu Tuhan. Kamu berbadan sebelah, mana bisa bertemu Tuhan," jawabnya kasar.
Sesampainya di tepi hutan, Kabelah dihadang oleh perampok.
"Maaf, saya tidak memiliki barang berharga. Tubuh saya
saja hanya sebelah. Izinkan saya melanjutkan perjalanan untuk mencari
Tuhan," jawab Kabelah.
"Pergilah!" kata perampok itu, setelah mengamati
tubuh Kabelah.
Ketika berjalan di tengah hutan, Kabelah melihat sebuah gua. Saat memasuki gua, tubuh Kabelah seolah melayang dan ia mendengar suara bergema yang mengatakan bahwa ia tidak boleh masuk. Kabelah pun tertidur dan ketika terbangun, ia berada di tempat yang indah dan bertanya tentang keberadaan Tuhan serta tubuh sebelahnya.
la berteriak dan bertanya, "Di manakah Engkau, Tuhan?" la juga menanyakan tentang keberadaan tubuh sebelahnya
Setelah lelah bertanya, Kabelah pun tertidur lagi. Ketika ia bangun, Kabelah sangat terkejut karena tubuhnya telah menjadi utuh. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan karena doanya telah dijawab. Kemudian, suara bergema tersebut kembali terdengar dan mengatakan bahwa ia harus bertemu dengan orang yang telah ia jumpai selama perjalanan.
Kabelah pun melaksanakan pesan tersebut dan mendatangi sarang perampok yang pernah menghadangnya. Perampok itu takjub melihat keajaiban pada Kabelah dan ia pun bertobat. Selanjutnya, Kabelah juga mengunjungi orang yang gemar berdoa dan orang tersebut pun takjub melihat keajaiban pada Kabelah. Ia pun kini berperilaku halus dan menghargai orang lain.
Setelah melakukan perjalanan yang panjang, Kabelah akhirnya pulang dan disambut dengan sukacita oleh keluarganya. Orang tua Kabelah mengadakan syukuran atas kepulangan putranya dan mereka juga mengubah nama Kabelah menjadi Muhammad Syukur.
Cerita ini mengajarkan bahwa meskipun kita memiliki keterbatasan atau kekurangan, kita tidak boleh menyerah dan tetap berusaha untuk mencapai tujuan kita. Kita juga harus bersabar dan percaya bahwa Tuhan akan menjawab doa kita jika kita memohon dengan tulus.