Cerita rakyat dari Papua
Panglima Wire adalah seorang panglima perang. la dan putranya, Caadara, tinggal di Desa Kramuderu. Caadara kecil memiliki bakat luar biasa dalam ilmu bela diri. "Caadara, cepat kalahkan rusa itu dengan panahmu!" perintah Panglima Wire saat mereka sedang berburu di hutan. Caadara dalam sekejap dapat melumpuhkan rusa. Panglima Wire menepuk pundak Caadara. "Ayah bangga padamu. Kelak kau akan jadi panglima perang yang hebat," kata Panglima Wire kepada Caadara.
Caadara tumbuh menjadi pemuda tampan, gagah, dan mahir bela diri. Meski demikian, ia tetap rendah hati sehingga banyak teman. Suatu hari, Panglima Wire ingin menguji kemampuan Caadara.
"Anakku, kau sekarang telah dewasa dan lebih hebat dari Ayah. Ayah ingin kau pergi berburu selama beberapa hari," ujar Panglima Wire.
Caadara melakukan perintah ayahnya. Ia mengajak teman-temannya untuk berburu ke hutan. Perjalanan Caadara dan teman-temannya sungguh berat. Meskipun demikian, mereka tidak mudah menyerah.
Setelah mendapat cukup hewan buruan, Caadara dan teman- temannya berniat pulang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu orang-orang suku Kuala.
Mengetahui keberadaan Caadara, orang-orang suku Kuala segera menyerang, Mereka berjumlah lima puluh orang lengkap dengan persenjataan Caadara segera membentuk benteng pertahanan. Namun, Caadara sama sekali tak gentar Akhirnya, ia dan teman-temannya memenangkan pertarungan. Suku Kuala yang tersisa melarikan diri ketakutan.
Caadara dan teman-temannya selamat. Teman-temannya mengagumi kepemimpinan Caadara dan caranya berperang. Setelah beristirahat sejenak, mereka melanjutkan perjalanan.
Tiba di Desa Kramuderu, Caadara disambut hangat oleh ayahnya. Panglima Wire semakin bangga saat teman-teman Caadara menceritakan kehebatan anaknya. Penduduk desa mengadakan pesta untuk merayakan kemenangan Caadara. Caadara dianugerahi sebuah kalung pusaka dengan hiasan yang indah.