Telaah Buku Teks, Sudahkah Kita?


Implementasi kurikulum dalam kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh dukungan sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai terutama kondisi ruang pembelajaran, perpustakaan, laboratorium dan alat bantu pembelajaran. Salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah adalah keberadaan buku teks pelajaran. Di samping berfungsi mendukung guru dalam proses pembelajaran, buku teks pelajaran juga merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi siswa. 

Dalam hal ini, kualitas buku teks pelajaran yang dijadikan sumber pembelajaran turut menentukan hasil pencapaian tujuan pembelajaran. Semakin baik kualitas buku teks, maka semakin baik pula pengajaran mata pelajaran yang ditunjang oleh buku teks tersebut. Buku teks Bahasa Indonesia yang bermutu tentunya akan meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia.

Terkait dengan kualitas buku teks, Badan Standar Nasional Pendidikan (selanjutnya disingkat BSNP) telah mengembangkan beberapa komponen yang dijadikan landasan dalam telaah buku teks. Menurut BSNP, buku teks berkualitas wajib memenuhi empat komponen kelayakan yang meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan kegrafikan. Keempat komponen tersebut dijabarkan dalam beberapa indikator yang rinci sehingga guru dapat menerapkannya.

Peranan penting telaah buku teks di atas menunjukkan bahwa upaya telaah buku teks sangat penting untuk dilakukan. Pengabaian telaah buku teks berarti mengabaikan mutu pembelajaran juga. Keberadaan buku teks sebagai sumber belajar justru dapat menjadi sumber masalah dalam pembelajaran tersebut. Kekeliruan atau ketidaktepatan yang ada dalam buku pegangan guru maupun buku pegangan siswa tersebut dapat saja terjadi. 

Guru sebagai pengendali utama di dalam pembelajaran di kelas perlu mencermati terlebih dahulu terhadap buku siswa maupun buku pegangan guru yang sudah disediakan pemerintah. Buku teks tanpa dilakukan telaah terlebih dahulu pada akhirnya siswa yang menjadi korban. Berbagai kemungkinan dapat saja terjadi. Buku yang tidak sesuai standar kelayakan kualitas dapat menyebab kegagalan dalam menarik minat siswa untuk mempergunakan sehingga berimbas pada motivasi dan prestasi belajar. 

Sebagaimana kita ketahui, telah banyak diberitakan pada media massa mengenai kasus buku teks yang mencoreng dunia pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Merebaknya kasus tersebut mengisyaratkan bahwa telaah buku teks sangat penting untuk dilakukan. Setelah melakukan identifikasi terhadap buku teks Bahasa Indonesia kelas VII berbasis kurikulum 2013, ditemukan beberapa keunggulan dan kelemahannya. Disinyalir masih banyak permasalahan lain yang dapat teridentifikasi.

Selain kasus di atas, bergulirnya wacana penerapan kurikulum baru pada pertengahan tahun 2012 yang diberi nama Kurikulum 2013. Banyak kalangan menduga penerapan kurikulum 2013 terlalu dipaksakan. Hal tersebut berdampak pada persiapan pemerintah yang kurang maksimal. Salah satu kebijakan pemerintah dalam implementasi kurikulum 2013 adalah penggunaan buku pegangan siswa dan dilengkapi oleh buku pegangan guru. Buku tersebut disusun dan didistribusikan oleh pemerintah pusat. Penyusunan buku teks tersebut diduga kurang maksimal.

Dengan demikian, patut kiranya dilakukan telaah dengan intensif terhadap buku teks pegangan guru maupun buku pegangan siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini mengingat paradigma pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berbeda dengan sebelumnya, sehingga struktur dan muatan buku teks pun berbeda. Walaupun buku teks tersebut disusun oleh pemerintah, namun upaya telaah tersebut perlu dilakukan dengan objektif untuk mendapatkan gambaran objektif buku teks pegangan guru dan siswa. Terlebih lagi adanya pergeseran paradigma pembelajaran Bahasa Indonesia ke arah pembelajaran berbasis teks membutuhkan adaptasi yang tidak singkat. Hal ini mengingat pada jenjang sebelumnya (SD) siswa belum akrab dengan pembelajaran bahasa berbasis teks. 
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama