Pembelajaran yang telah saya lalui dalam rangkaian LMS pada pendidikan guru penggerak ini cukup padat. Pembelajaran yang diterapkan sangat beragam. Pembelajaran yang diterapkan pada LMS ini mungkin dapat dikatakan adalah sebuah gambaran kecil merdeka belajar sebagaimana yang digagas Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran dilaksanakan secara mandiri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, itu pembelajaran dilaksanakan secara kolaboratif Bersama calon guru penggerak lainnya. Interaksi dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Google Meet dengan melakukan vicon (video conference). Seluruh kegiatan pembelajran dipandu dan dibimbing oleh fasilitator. Dengan penuh perhatian beliau menyampaikan instruksi-instruksi pembelajaran dan dengan sabar menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan oleh para calon guru penggerak. Hal-hal baik yang saya alami dalam pembelajaran ini adalah dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pemikiran KI Hajar Dewantara. Selain itu dapat menjadi seseorang yang siap mengemban tugas dalam membentuk pelajar Pancasila. Sebuah tugas yang tidak mudah, tapi setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran ini, harapan saya dapat membuka sedikit wawasan dan strategi yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
Secara keseluruhan saya dapat mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran melalui LMS ini, walaupun sempat kesulitan dalam mengumpulkan tugas tepat waktu. Sejauh ini semua berjalan lancar, walaupun ditemukan beberapa kendala kecil dalam pendidikan guru penggerak melalui LMS ini. Kendala tersebut terutama adalah kendala berupa teknis. Gangguan jaringan kerap kali menjadi kendala terutama saat melakukan pertemuan virtual melalui Google Meet. Sinyal di tempat saya kurang stabil sehingga sedikit mengganggu kelancaran kegiatan pertemuan virtual. Untuk mengatasi hal tersebut saya harus melakukan kegiatan video conference di sekolah dengan menggunakan jaringan stabil IndieHome. Dengan demikian semua dapat berjalan lancar tanpa mengalami gangguan jaringan. Sedangkan terkait teknis dalam pengoperasian Google Meet tersebut tidak mengalami kendala berarti. Hal ini dikarenakan kami sudah tidak asing dengan aplikasi ini dan sering menggunakan dalam pembelajaran di sekolah pada masa pandemi Covid-19 ini. Kendala lain adalah adanya benturan jadwal kegiatan ini dengan tugas pokok di sekolah. Hal ini terkait deadline pengumpulan tugas berbenturan dengan kesibukan di sekolah. Di tengah kesibukan sebagai guru dengan tugas tambahan urusan kurikulum di sekolah, saya harus pandai membagi waktu. Saya harus bisa membuat skala prioritas dalam hal ini. Artinya menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan tingkat urgensinya. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, salah satu dari tugas tersebut akan terkorbankan ketika harus memiliki deadline yang sama. Akan tetapi dengan mengomunikasikan hal ini dengan fasilitator, semua dapat diselesaikan dengan baik.
Selama mengikuti pembelajaran ini saya merasa bersemangat dan bangga menjadi bagian dari program guru penggerak. Tidak semua orang memililki kesempatan menjadi guru penggerak. Dengan demikian saya mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran ini dengan semangat dan penuh perhatian. Jika satu rangkaian saja terlewati, seakan-akan terasa kita sudah tertinggal jauh dengan peserta yang lain. Walaupun pembelajarannya sangat padat, namun saya terus berusaha mengerjakan seluruh tagihan-tagihan yang diberikan. Pembelajaran melalui LMS berbasis Moodle ini memang buka sesuatu yang baru, namun tidak semua orang dapat menjadi bagian dalam desain pembelajaran ini. Semoga semangat ini akan tetap terjaga hingga ujung kegiatan.
Banyak hal-hal positif yang saya dapatkan melalui program pendidikan guru penggerak ini. Salah satunya mengubah mindset saya dalam pembelajaran. Apa yang saya lakukan selama ini salah. Saya belum sepenuhnya menerapkan merdeka belajar. Saya hanya berorientasi pada target-target kurikulum tanpa mau tahu apa yang diinginkan siswa. Saya hanya menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran bukan objek pembelajaran. Hal positif lainnya adalah saya dapat berkolaborasi dengan pemikiran dan karakter yang beragam. Hal ini mengajarkan saya untuk menghargai pendapat orang lain dan menepikan ego. Selain itu, dalam pembelajaran secara mandiri, mendorong inisiasi saya untuk memperluas jangkauan literasi yang mendukung setiap langkah dalam pembelajaran. Juga, tugas-tugas yang diberikan sedikit tidak memantik semangat saya untuk mengembangkan keterampilan menulis yang selama ini kurang saya berdayakan. Berbagai tugas yang mengharuskan kita menulis ini dapat menjadi wadah ide dan kreasi dalam menuangkan ide dan pengalaman dalam bentuk tulisan-tulisan sederhana.
Sebagaimana yang saya ungkapkan di atas, melalui pembelajaran ini saya banyak belajar terutama te tang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan. Kedepannya saya akan berusaha menjadi motor penggerak bagi diri saya sendiri dan komunitas belajar di sekolah untuk menerapkan merdeka belajar. Saya akan mengubah mindset selama ini. Untuk meningkatkan wawasan saya juga akan mrnghidupkan budaya literasi yang sudah lama vakum. Hal yang tidak kalah penting lagi adalah saya menciptakan suasana kolaboratif dalam setiap pembelajaran dan menularkan hal-hal positif bagi orang lain.